Bagaimana Saturnus terlihat muda dan panas

Posted on
Pengarang: Randy Alexander
Tanggal Pembuatan: 1 April 2021
Tanggal Pembaruan: 1 Juli 2024
Anonim
Why The Engines That Flew On Saturn V Rocket Look Different In Museums
Video: Why The Engines That Flew On Saturn V Rocket Look Different In Museums

Penelitian baru telah mengungkapkan bagaimana Saturnus terlihat muda dan panas sementara planet lain menjadi lebih gelap dan lebih dingin seiring bertambahnya usia.


Seiring bertambahnya usia planet mereka menjadi lebih gelap dan lebih dingin. Namun, Saturnus jauh lebih terang daripada yang diperkirakan untuk sebuah planet seusianya - sebuah pertanyaan yang telah membingungkan para ilmuwan sejak akhir tahun enam puluhan. Penelitian baru diterbitkan dalam jurnal Geosains Alam telah mengungkapkan bagaimana Saturnus tampak muda dan panas.

Para peneliti dari University of Exeter dan Ecole Normale Supérieure de Lyon menemukan bahwa lapisan gas, yang dihasilkan oleh ketidakstabilan fisik jauh di dalam planet raksasa, mencegah panas keluar dan telah mengakibatkan Saturnus gagal mendingin pada tingkat yang diharapkan.

Formasi auroral di Saturnus. Kredit: Jonathan Nichols, NASA, ESA, University of Leicester

Profesor Gilles Chabrier dari Fisika & Astronomi di University of Exeter mengatakan: "Para ilmuwan telah bertanya-tanya selama bertahun-tahun apakah Saturnus menggunakan sumber energi tambahan untuk terlihat begitu cerah, tetapi sebaliknya perhitungan kami menunjukkan bahwa Saturnus tampak muda karena tidak dapat mendingin turun. Alih-alih panas yang diangkut di seluruh planet ini dengan gerakan (konvektif) skala besar, seperti yang diperkirakan sebelumnya, ia harus sebagian ditransfer melalui difusi melintasi berbagai lapisan gas di dalam Saturnus. Lapisan-lapisan yang terpisah ini secara efektif mengisolasi planet ini dan mencegah panas memancar secara efisien. Ini membuat Saturnus hangat dan cerah. "


Dicirikan oleh cincin-cincinnya yang berbeda, Saturnus adalah salah satu planet terbesar di tata surya kita, yang kedua setelah Jupiter. Ini terutama terbuat dari hidrogen dan helium dan kecerahan yang berlebihan sebelumnya telah dikaitkan dengan hujan helium, hasil dari helium gagal bercampur dengan atmosfer kaya hidrogen Saturnus.

Gambar melalui NASA / JPL-Caltech / Space Science Institute

Konveksi berlapis, seperti yang baru-baru ini ditemukan di Saturnus, telah diamati di lautan bumi di mana air asin yang hangat terletak di bawah air yang sejuk dan kurang asin. Air asin yang lebih padat mencegah arus vertikal terbentuk di antara berbagai lapisan sehingga panas tidak dapat diangkut secara efisien ke atas.

Temuan ini menunjukkan bahwa struktur interior, komposisi, dan evolusi termal planet raksasa di tata surya kita, dan seterusnya, mungkin jauh lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya.


Melalui University of Exeter